Friday

Download Fast & Furious 6 (terbaru) HD (2013)

Haloo sobat blogger dimana pun anda, kali ini Eskrimsandwich akan nge-share review film dari Fast & Furious 6 plus Link Downloadnya loh.. 

Siapa sih yang tak kenal dengan film yang satu ini? Fast & Furious terus mengeluarkan seri film ini dari tahun ketahun dimulai dari yang pertama pada tahun 2001 hingga yang ke-6 pada tahun 2013 ini. Nah yang lebih hebohnya pada film ini, aktor Indonesia Joe Taslim bakal berperan menjadi musuh dari Vin Diesel dan mengendarakan Tank pada film ini. Singkat cerita Ane rasa tak perlu banyak-banyak ane jabarin, langsung sedot ajah deh gan suguhan dari kami Eskrimsandwich pada artikel dibawah ini. Cekibrot!!!!!

Fast & Furious  6


Info: http://www.imdb.com/title/tt1905041/
Sutradara : Justin Lin
Produser : Neal H. Moritz, Vin Diesel, Michael Fottrell
Penulis : Chris Morgan
Pemeran : Vin Diesel, Paul Walker, Michelle Rodriguez, Jordana Brewster, Dwayne Johnson, Joe Taslim, Luke Evans, Gina Carano.
Studio : Original Film, One Race Films
Distributor : Universal Pictures
Tanggal Rilis : 24 Mei 2013 (USA)

Sinopsis:

The Fast and The Furious ini bercerita tentang seorang anggota LAPD yang ditugaskan untuk mengungkap kasus pencurian barang-barang elektronik. Kepolisian yang geram akhirnya memutuskan untuk mengutus seorang anggotanya untuk melakukan penyamaran.

Brian O'Conner (Paul Walker) terpilih untuk melakukan tugas tersebut. Brian O'Conner, sekarang bekerja untuk FBI di LA, tim dengan Dominic Toretto untuk menurunkan importir heroin dengan infiltrasi operasinya., karena latar belakang kepribadiannya dianggap sesuai dengan kehidupan para pencuri yang memang suka mengendarai kendaraan super cepat. Paul pun mulai melakukan aksinya. Dengan bermodalkan sebuah mobil berkecepatan tinggi, Paul berhasil meyakinkan anggota gank balapan liar di Los Angeles.

Paul akhirnya menjadi bagian dari anggota gank pimpinan Domenic Toretto  (Vin Diesel). Seiring dengan penyilidikan kasus tersebut, Paul pun dekat dengan adik sang pimpinan gank, Letty (Michelle Rodriguez). Hubungan yang semakin erat dengan Dominic membuat Paul mulai meragukan keterlibatan pria ini, sementara sang atasan terus memberi tekanan supaya kasusnya cepat terungkap. Mau tau cerita lengkapnya? Langsung sedot gan keburu kehabisan  :D



DOWNLOAD:

INDOWEBSTER Cam 500Mb



Film ini wajib ditonton bagi penggemar film ini action, soalnya Film Fast & Furious 6 (2013) adalah film yang seru yang menyajikan adegan-adegan yang menegangkan tentunya sangat seru untuk ditonton. Selain itu pada Film Fast & Furious 6 (2013) ini ada pemeran dari Indonesianya yaitu Joe Taslim kita patut berbangga sebagai orang indonesia karena ada Artis Indonesia yang go Internasional. Silahkan didownload filmnya teman-teman. Selamat Menonton!

Virgin Coconut Oil (VCO)

JURUSAN TEKNIK KIMIA
TAHUN AJARAN 2012-2013


PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL
                 


  1. Pendahuluan
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur  minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak kelapa yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas. Metode ini didasarkan pada penemuan biotekhnologi sederhana, yaitu penggunaan Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih dikenal dengan pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan ragi atau pembuatan minyak kelapa secara fermentasi (virgin oil).
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang diperlukan adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur saccharomyces sp. Enzim yang diproduksi oleh Saccharomyces sp ini dilepaskan ke lingkungan sekiatr jamur untuk menghancurkan subtract tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organic dapat larut. Subtrat yang dihancurkan ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat didalam endosperm biji kelapa. Minyak umumnya dapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena memiliki BJ yang lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut sebagai galendo.
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan cara tradisional. Pada cara tradisional rendeman minyak yang diproleh sekitar 15 -17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendeman yang diproleh sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat menghemat bahan bakar, dan mengahasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtract, kenis ragi, dan factor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp 

  1. Alat dan Bahan
Alat
v  Stoples plastic yang dilubangi dan dihubungkan dengan slang plastik sepanjang 30 cm.
v  Waskom
v  Saringan
v  Gelas ukur
v  Beker gelas
v  Timbangan
v  Thermometer
Bahan
v  Kelapa yang sudah diparut sebayak 1 kg
v  Air hangat dengan suhu 50-600C
v  Ragi roti (permifan)

  1. Cara kerja
1.      Pembuatan krim santan
v  Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50-600C) sebanyak 1 liter, kemudian diperas hingga diproleh santan sebanyak 1,5 liter. Untuk memproleh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas kembali.
v  Santan yang diperoleh dimasukkan kedalam stopels yang telah dihubungkan dengan selang plastic pada bagian dasarnya.
v  Menutup stoples yang telah berisi santan dengan kertas agar tidak banyak
terkontaminasi, kemudian menyimpan selama 6-12 jam agar terjadi pemisahan antara air dan krim santannya.
v  Setelah air dan krim santan tampak terpisah. Membuang airnya melalui selang pada bagian dasar stoples, sehingga tertinggal didalam stoples hanya krim santannya saja.
2.         Permentasi dan inkubasi
v  Menimbang krim santan yang diperoleh, kemudian menambahkan ragi roti sebayak 0.5 % dari berat krim santan tersebut, kemudian mengaduknya hingga merata.
v  Menutup dan menyimpan krim santan yang telah dikasih ragi didalam ruang inkubasi dengan suhu 300C selama 24 jam. Selama inkubasi ini proses fermentasi oleh ragi akan berlangsung.
v  Setelah masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada dipermukaan. Kemudian memisahkan minyak tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap dibawahnya, kemudian memanaskan selama 10-40 menit.
v  Setelah itu memasukan minyak dalam stoples

  1. DATA PENGAMATAN
Pembuatan VCO dari 1,5 liter santan
Suhu inkubasi
Krim yang dihasilkan
Fermipan yang digunakan
Jumlah VCO yang didapat
Warna VCO
300C
350 ml
1,75 gram
50 ml
Bening dan berbau khas kelapa

Lapisan yang terbentuk setelah inkubasi 24 jam
Lapisan atas
Berupa minyak murni (VCO)
Lapisan tengah
Berupa blondo (warna putih)
Lapisan bawah
Berupa air


  1. PEMBAHASAN
Pada praktikum Biologi Terapan kali ini kami telah membuat VCO (Virgin Coconut Oil) dengan proses pembuatan VCO secara fermentasi. Pada proses fermentasi ini dapat menggunakan mikroba penghasil enzim tertentu untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh bakteri asam laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel (Nazaruddin dan Yasa, 2001). Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada krim santan mengalami denaturasidan penggumpalan. Penguraian protein juga berlangsung secara enzimatis oleh enzim aminpeptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang digunakan sebagai bakteri starter.Aminopeptidase merupakan eksopeptidase yang menguraikan peptide menjadi asam amino (Yahya dkk., 1997). Dengan terurainya karbohidrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat dipisahkan dari bagian lainnya.
Adapun pada percobaan kali ini kami menggunakan Mikroba yang biasa digunakan yaitu Sacacharomycea cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti (fermipan). Fermipan merupakn ragi roti yang dibuat dengan cara modern dari inokulum khamir yang berasal dari kultur murni. Populasi mikroba fermipan terdiri dari khamir Sacacharomycea cerevisiae serta sedikit dari golongan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus aceti. Pada pembuatan VCO secara fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae menggunakan karbohidrat yang terkandung dalam krim santan sebagai sumber energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi longgar yang akhirnya akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan karena memiliki berat jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (blondo) dan air berada di bawah.
        Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses pembuatan VCO secara fermentasi menggunakan ragi roti (fermipan) yang mengandung Sacacharomycea cerevisiae memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa blondo (warna putih) dan lapisan bawah berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Pada perlakuan antara suhu inkubasi dan konsentrasi fermipan, diperoleh hasil pada suhu 30OC dan konsentrasi fermipan 1,75gr/350 ml krim yaitu menghasilkan 50 ml. Dari percobaan ini dapat menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme. Saccharomyces cereviciae optimal pertumbuhannya pada suhu 25-30OC, sedangkan enzim lipase yang dihasilkannya mmapu bekerja optimal pada substratnya pada kisaran suhu 30-40OC.
Semakin tinggi kadar air dalam VCO menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat mengubah minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase. Enzim ini dihasilkan oleh mikroba yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar air tinggi. Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan cita rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak yang berwarna bening (color less/white water) dan berbau harum khas kelapa. Sesuai dengan pendapat Alamsyah (2005) yang mengatakan perbedaan utama VCO dengan minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memilik sifat bening seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan, karena selama proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak.







  1. KESIMPULAN
Ø   VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua segar sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas,bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat.
Ø   VCO diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak kandunganessensial dari lemak kelapa.
Ø  Perlakuan fermentasi pada kombinasi suhu inkubasi 30OC dan konsentrasi  fermipan 1,75 gr/350ml krim santan, mengahasilkan produk VCO optimum dengan volume sebesar 50ml/350ml
Ø  Dalam percobaan ini dapat terlihat bahwa kesterilan pada proses pembuatan dan suhu berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan VCO ini





















LAMPIRAN
Pertanyaan
1.    Mengapa dalam pembuatan santan harus menggunakan air hangat?
Jawab: karena dengan menggunakan air hangat santan akan keluar lebih banyak  dibandingkan menggunakan air dingin.
2.    kenapa selama permentasi toples harus ditutup kertas?
Jawab: kertas agar tidak banyak terkontaminasi
3.    Mengapa minyak yang diproleh harus dipanaskan 10-40 menit?
Jawab: Agar steril dan tidak menggumpal
4.    Sebutkan dan jelaskan enzim apa saja yang dihasilkan Saccharomyces sp untuk merombak minyak dalam skim?
Jawab: Proses fermentasi oleh bakteri asam laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel (Nazaruddin dan Yasa, 2001). Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada krim santan mengalami denaturasidan penggumpalan. Penguraian protein juga berlangsung secara enzimatis oleh enzim aminpeptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang digunakan sebagai bakteri starter.Aminopeptidase merupakan eksopeptidase yang menguraikan peptide menjadi asam amino (Yahya dkk., 1997). Dengan terurainya karbohodrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat dipisahkan dari bagian lainnya.
5.    Apa yang menyebabkan minyak menjadi tengi?
Jawab:  penyebabnya dapat diakibatkan karena didalam minyak terdapat air maka akan mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan kerusakan minyak. Reaksi hidrolisis akan menyebabkan ketengikan hidrolisis yang menghasilkan rasa dan bau tengik pada minyak. Asam lemak bebas yang mudah menguap dengan jumlah C4, C6, C8 , dan C10, menghasilkan bau tengik karena dapat berubah menjadi senyawa keton.


DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,N.A.2005.Pengenalan Virgin Coconut Oil.Jakarta.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Jekti,D.S.D.,A. Sukarso, dan D.A.C.Rasmi.2005.Penuntun Praktikum Mikrobiologi 2.FKIP.Universitas Mataram
Penuntun praktikum Teknologi Bioproses. Laboratorium Teknologi Bioproses. Universitas Sriwijaya
Syamsuri, Istamar, dkk.2003.Biologi 2000. Erlangga .JakartaVolk dan Wheeler,




Makalah Enzimologi

JURUSAN TEKNIK KIMIA
TAHUN AJARAN 2012-2013

Pengertian Enzim

Enzim adalah senyawa organik atau katalisis protein yang dihasilkan oleh sel dan berperan sebagai bio katalisator yang mempercepat reaksi biokimia dan bekerja secara spesifik.
Enzim mengkatalisis hampir semua reaksi-reaksi biologis penting. Oleh karena itu, bagi ilmu kesehatan pengetahuan mengenai sifat-sifat kimia dan fungsi enzim sangat diperlukan apabila akan digunakan dalam bentuk diagnosa. Beberapa cabang ilmu kesehatan telah memperoleh manfaat dari pemakaian analisa enzim , seperti  pada penyakit hepatitis dan kanker prostat.

            Setiap proses yang menghubungkan dengan enzim harus diperhatikan dengan benar agar tidak mempengaruhi aktivitas katalitiknya sehingga enzim dapat digunakan berulang-ulang.
 Peningkatan produksi enzim dapat dilakukan dengan cara memanipulasi genetika dan lingkungan maka dapat meningkatkan produksi untuk enzim-enzim katabolit dan enzim-enzim biosintetik.

            Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan oleh sel dan berperan sebagai bio katalisator yang mempercepat reaksi biokimia dan bekerja secara spesifik. Sedangkan senyawa protein adalah bagian utama yang menyusun molekul enzim. Bagian protein yang mengandung enzim disebut apoenzim dan bagian yang tidak mengandung protein disebut gugus prostetik. Gugus prostetik dapat berupa unsur logam Fe2+ ,  Mn2+ Mg2+ , Na2+ yang disebut kofaktor, gugus prostetik berupa bahan organik bukan protein, seperti vitamin B1 B2 B3 dan niasin disebut koenzim. Suatu kesatuan antara apoenzim dengan gugus prostetik disebut holoenzim.

Cara Kerja Enzim

Biasanya, pembentukan kompleks enzim substrat diatas terjadi karena pada permukaan   enzim terdapat suatu tempat untuk bergabung dengan substrat yang disebut dengan lokasi aktif. Lokasi aktif mempunyai konfigurasi tertentu dan hanya substrat tertentu serta substrat khusus yang cocok dapat bergabung, hal ini terkenal dengan hipotesis kunci dan gembok (Lock and Key Hipotesis)



Faktor – factor yang mempengaruhi enzim, yaitu :

a.       Temperatur
Semakin tinggi temperatur semakin cepat reaksi kimia yang dipengaruhi enzim (batas ambang pemanasan dengan suhu 40%C, lebih dari suhu ini enzim sudah tidak aktif atau mengalami denaturisasi). Sebaiknya pada suhu rendah enzim tidak aktif, tetapi tidak rusak.


b.      pH
Enzim membutuhkan pH tertentu untuk menjalankan aktivitasnya. Setiap enzim membutuhkan pH yang berbeda. Ada enzim yang dapat bekerja baik pada ph tinggi dan sebaliknya.

c.       Kosentrasi  Enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terdapat kecepatan reaksi kimia adalah berbanding lurus, artinya semakin tinggi konsentrasi enzim maka semakin cepat reaksi kimia berlangsung.

d.      Pengaruh Zat Penggiat
Zat penggiat atau zat yang dapat mempercepat kerja enzim dapat mempengaruhi dari kerja enzim. Misalnya kadar air, endahnya air dapat menyebabkan enzim tidak aktif.

e.       Pengaruh Penghambat
seluruh enzim kerjanya dapat dihambat oleh senyawa tertentu. Misalnya senyawa disoprofilfluoroprofat (DFE) yang dapat menghambat kerja enzim asetilkolinestesare yang terdapat dalam impuls saraf.

f.       Pengaruh Konsentrasi Substrat
Jumlah substrat yang akan diubah oleh enzim menentukan kerja enzim. Konsentrasi substrat berbanding lurus denngan kerja enzim, apabila konsentrasi substrat rendah maka kecepatan reaksi rendah pula, artinya antara enzim dan substrat harus ada keseimbangan.

Sifat – sifat Enzim

Enzim memiliki sifat sebagai berikut :

a. Enzim dapat mempercepat reaksi kimia
b. Enzim dapat bekerja secara spesifik
c. Enzim tidak rusak atau berubah susunan kimianya
d. Enzim dapat menurunkan energy pengaktifan
e. Enzim dapat bekerja pada reaksi bolak – balik

Salah satu sifat enzim ialah enzim dapat bekerja secara spesifik artinya enzim hanya bekerja untuk mempercepat reaksi substrat tertentu yang ditentukan oleh bentuk bagian aktif. Substrat yang akan bereaksi melekat terlebih dahulu ke molekul enzim didaerah yang aktif dan bagian ini sangat penting karena apabila enzim rusak enzim tidak dapat bekerja.

Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuanya menurunkan ∆Gⱡ

-   Menurunkan energi aktivitas dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan transisi terstabilisasi (ex: mengubah bentuk substrat menjadi konfirmasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim).
-          Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan keadaan transisi.
-          Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat, sementara waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.

Penamaan dan Klasifikasi Enzim

Cara penamaan enzim sesuia dengan nama substrat yang dipecah atau tipe reaksi kimia   yang dikatalis oleh enzim tersebut dan diberi dengan akhiran ase. Misalnya, lipase untuk enzim  yang mengubah lemak, proteinase untuk enzim yang mengubah protein, dan karbohidrase untuk enzim yang mengubah karbohidrat. Enzim dibedakan menjadi dua kelompok berdasar tempat bekerjanya:

            a. Enzim Intraseluler (Endoenzim) à Enzim yang dipakai pada proses sintesis untuk menghasilkan energi dan energi yang dihasilkan itu dapat dipakai pada proses kehidupan.
Enzim ini berfungsi dalam sel, misalnya enzim pernapasan terjadi oada mitokondria.

            b. Enzim Ekstraseluler (Eksoenzim) à Enzim yang bekerja diluar sel dan mempunyai fungsi utama dalam mencernakan substrat secara hidrolisis. Energi yang dibebaskan pada
 reaksi ini tidak  dipakai dalam proses kehidupan. Misalnya pada enzim amilase yang
 dapat  memecah pati  dan enzim protease yang dapat memecah protein.

            Berdasarkan perbedaan sifatnya, enzim dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

 a. Hidrolase, yaitu kelompok enzim yang membantu dalam proses okasidasi dan reduksi.
 b. Oksidase atau Reduktase, yaitu kelompok enzim yang membantu oksidasi dan reduksi.
 c. Desmoalse, yaitu kelompok enzim yang membantu memutuskan ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.

Ada beberapa golongan enzim yang dapat dimurnikan secara sempurna dan tersedia dalam bentuk Kristal, antara lain :

            1. Enzim adaptif, yaitu enzim yang terbentuk oleh sel mikrobanya itu hanya dalam jumlah  yang diperlukan saja, akibat dari tersedianya substrat untuk enzim tersebut dalam 
mediumfermentasinya.
                                                                                                                                                       
2. Enzim Konstitutif, yaitu enzim yang senantiasa dibentuk dalam jumlah tertentu oleh sel, tidak tergantung dengan ada tidaknya substrat.

            Penanaman enzim secara trivival, yaitu secara non sistematik. Misalnya pepsin, tripsin,  katalase, tidak dapat menerangkan sifat dan macam reaksi kimia yang terjadi. Dalam sistem  yang baru ini enzim dibagi menjadi enam golongan utama dan setiap golongan dibagi lagi menjadi sub golongan.
            Klasifikasi enzim secara internasional meliputi nama golongan, nomor kode, dan macam reaksi yang dikatalisisnya dan tiap golongan utama terbagi lagi menjadi kelompok – kelompok enzim berdasarkan gugus substrat yang diserangnya.

§  Oksido-Reduktase   : berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi
§  Transferase                : berperan dalam reaksi perpindahan gugus tertentu
§  Hidrolase                     : berperan dalam reaksi hidrolisis
§  Liase                              : mengkatalisis reaksi atau pemecahan ikatan rangkap dua
§  Isomerase                   : mengkatalisis reaksi isomerasi
§  Ligase                            : mengkatalisis reaksi pembentukan ikatan dengan bantuan pemecahan
Ikatan dalam ATP
                                                 
          Analisa Kuantitatif Aktivitas Enzim

            Jumlah enzim dalam ekstra suatu jaringan, ditentukan secara kuantitatif berdasrakan efek 
 katalisnya. Untuk penentuan ini perlu diketahui bebrapa faktor, yaitu:

1.      Persamaan reaksi yang dikatalis oleh enzim tersebut.
2.      Dibutuhkan atau tidaknya ko-faktor tertentu, misalnya ion-ion logam atau koenzim (aktivitas kebanyakan enzim dibantu oleh koenzim, yaitu berperan sebagai tempat atau bagian aktif atau reaktive site dalam reaksi enzim).
3.      Pengaruh konsentrasi substrat dan ko-faktor.

4.      PH optimum (aktivitas suatu enzim dipengaruhi pH medium). Pada keaktifan aktivitas enzim paling besar pHnya merupakan PH optimumuntuk reaksi enzim tersebut (tabel 7.1).

Tabel 7.1 Angka pH optimum beberapa enzim
Enzimatik
Substrat
PH  Optimum
Pepsin

Piruvatkarboksilase Fumarase

Katalase
Tripsin

Alkalinfosfatase arginase
Albumin Telur
Hemoglobin
Piruvat
Fumarat
Malase
H202
Benzoilargoninamida
Benzoilargonina etil-ester
arginin
1,2
2,2
4,8
6,5
8,0
7,6
7,7
7,0
9,5
9,7

5.      Daerah temperatur saat enzim mantap dan mempunyai aktivitas tinggi.
6.      Berbagai cara anlisis yang sederhana untuk penentuan berkurangnya substrat atau bertambahnya haisl reaksi.

Inhibitor

 


Inhibator lebih kompetitif mengikat enzim secara reversibel, menghalangi pengikatasubstrat. Dilain pihak, pengikatan substrat juga menghalangi pengikatan inhibator. Substrat dan inhibator berkompetisi satu sama lainnya.

Kegunaan Inhibator
                       
Inhibator dapat menghambat fungsi enzim oleh karena itu inhibator sering digunakan   sebagai obat. Contohnya adalah inhibator yang digunakan sebagai obat aspirin. Aspirin  
menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradangan 
 prostaglandin, sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun, banyak pula
 inhibator enzim  lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida yang merupakan inhibator
 enzim ireversibel, akan bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim
 sitokromcoksidase dan  memblok pernafasan sel.

Kontrol Aktifitas Enzim

Terdapat lima cara utama aktivitas enzim dikontrol dalam sel, yaitu :

1.      Produksi Enzim (transkripsi dan translasi gen enzim) dapat ditingkatkan atau diturunkan bergantung pada respon sel terhadap perubahan lingkungan. Bentuk regulase gen ini
disebut induksi dan inhibisi enzim.

2.      Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metabolisme yang berbeda-beda yang terjadi dalam kompartemen sel  yang berbeda.

3.      Enzim dapat diregulasi oleh inhibator dan aktivator.

4.      Enzim dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Ia dapat meliputi fosforilasi,  miristoilasi, dan glikosilasi.

5.      Beberapa enzim dapat menjadi aktif ketika berada pada lingkungan yang berbeda. Contohya, hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif dikarenakan kondisi asam lingkungan. Hal ini terjadi ketika virus terbawa kedalam sel inang dan memasuki lisosom.

Imobilisasi Enzim

Enzim tidak ikut mengalami perubahan selama reaksi kimia berlangsung. Beda dengan reaktan yang sesudah reaksi selesai akan menjadi produk, enzim tidak mengalami perubahan sehingga pada prinsipnya enzim dapat digunakan berulang-ulang. Penghentian reaksi dan pemisahan enzim dari produk dilakukan dengan menggunakan modifikasi pH, penggunaan panasa atau kombinasi dari kedua cara diatas. Tetapi dengan cara seperti itu dapat mengakibatkan enzim kehilangan sebagian besar aktivitas katalitiknya sehingga tidak dapat digunakan kembali.

Tabel 7.2 Represi katabolit beberapa enzim

Enzim
Organisme
Sumber Kabon Represif
α – Amilase Selulase


Selulase


Protease
Basillus staerothermophillus Trichoderma viside

Pseudomonas fluorescens var cellulosa

Bacillus Megaterium
Fruktosa, Glukosa, Gliserol, Pati, Selobiosa

Galaktosa, Glukosa, Selobiosa


Glukosa

            Agar enzim dapat digunakan berulang-ulang, enzim dimodifikasi dengan cara tertentu sehingga dapat dengan mudah dipisahkan dari produk tanpa mengurangi aktivitas  katalitiknya untuk digunakan kembali.
Enzim dapat dimobilisasi dengan menggunakan berbagai cara, sehingga jenis enzim
            terimobilisasi akan berbeda-beda bergantung pada metode yang digunakan. Metode imobilisasi enzim akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas kestabilan dan sifat-sifat enzim terimobilisasi yang dihasilkan.

            Kegunaan enzim imobil diantaranya adalah:

a)      Stabilitas enzim dapat diperbaiki
b)      Dapat dibuat untuk tujuan khusus
c)      Enzim dapat digunakan lagi
d)     Operasi dapat berlangsung sinambung, sehingga lebih praktis
e)      Reasi membutuhkan ruangan yang lebih kecil
f)       Kemurnian enzim lebih tinggi dan jumlah produk yang lebih baik dapat dicapai
g)      Kontrol reaksi yang lebih baik dapat dicapai
h)      Penyelamatan sumber daya alam dengan populasi lebih rendah dapat diperoleh

Metode Imobilisasi Enzim

Tebagi atas tiga kelompok, yaitu:

a)      Metode Carrier Binding
b)      Metode Cross Linking
c)      Metode Entrapping

Pada metode Carrier Binding, enzim diikatkan pada suatu matriks yang bersifat tidak larut dalam air, sehingga matriks dapat digunakan bahan organic maupun bahan anorganik . Menurut Chibata (1978), ada hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan metode ini yaitu pemilihan matriks dan teknik pengikatan enzim pada matriks tersebut. Dalam pemilihan matriks perlu diperhatikan ukuran partikel, luas permukaan, perbandingan gugus hidrofilik dan hidrofobik dan komposisi matriks tersebut. Teknik pengikatan enzim pada matriks dapat dilakukan berdasarkan adsorpsi fisik, gaya elektrostatik atau ikatan kovalen.

Pada metode croos linking didasarkan pada pembentukan ikatan intromolekuler antara molekul molekul enzim. Dalam metode ini tidak dapat digunakan matriks gugus fungsional dalam molekul enzim yang bisa digunakan untuk pembentukan ikatan intermolekuler adalah gugus α-amino pada asam amino ujung (terminal), gugus β-amino dari lisin, gugus fenolik dari tirosin, gugus surfidril dari system dan gugus imidazole dari histidin.

Pada metode entrapping, imobilisasi enzim didasarkan pada penempatan enzim di dalam kisi dari suatu polimer atau didalam membrane yang bersifat semipermiabel. Bila enzim ditempatkan dalam kisi, maka metodenya di golongkan kedalam jenis kisi, sedangkan bila di tempatkan dalam membrane yang bersifat semipermiabel, maka metodenya di golongkan kedalam jenis mikrokapsul (Chibata, 1978). Enzim imobilisasi dapat digunakan dengan reaktor system batch, sinambung packed bed atau fluidized bed.

Enzim – enzim Industri

Penerapan enzim (teknologi enzim) dalam industri kini sudah berjalansecara meluas. Pada tabel 7.3 dikemukakan beberapa enzim penting dalam industri.

Tabel 7.3 Beberapa enzim penting dalam industri
Nama Enzim
Merk Dagang
Bidang Penggunaan
1.Alfa Amilase Bakteria


2. Amiloglukosidase 

3. Beta-glukanase

4. Sellulose

5. Koagulan Mikrobial

6. Desktranase

7. Galaktomanase

8. Glukosisomerase

9. Laktase      

10. Lipase

11. Pektinase


12. Posfolinase

13. Pen-A- Silase

14. Proteinase Bakteri

Aquazim Thermamil


AMG

Ceremix

Celluclast

Rennilase

DN 25 L

Gamanase

Sweetgyme

Lactogyn

Palatase

Pactinex Netragin


Lecitase

Semasilase

XX  Alealase, Esperase, Noutrase, Savinase
Tekstil, alkohol, detergen, roti, gula

Alkohol, roti, juice, pati

Industri  minuman berakohol

Alkohol, Juice, Anggur
 
Industri  susu dan hasilnya

Gula

Pengolahan pangan

Pati

Industri susu dan hasilnya

Industri susu dan hasilnya

Alkohol , jeruk, pengolahan pangan

Pengolahan pangan

Farmasi

Detergen, kulit, alkohol, Roti, pangan


Sebab utama mengapa mikroba dianggap sebagai sumber potensial untuk produksi enzim adalah adanya kemudahan kemudahan bagi peningkatan produksi enzim dengan cara manipulasi genetika dan lingkungan. Sebab lain potensi produksi enzim yang tinggi dari sel mikroba diantaranya :
1.      Fermentasi enzim besifat ekonomis pada skala besar, karena siklus fermentasinya singkat dan media yang digunakan relative murah
2.      Prosedur seleksi bersifat sederhana dan ribuan kultur dapat diujidalam waktu singkat.
3.      Spesies yang berbeda dapat menghasilkan spesifitas  kerja enzim yang berbeda untuk reaksi yang sama dan dapat memberikan keluasan pemilihan kondisi operasi pada reaktor sesuai dengan yang diinginkan. 


Daftar Pustaka

Rekayasa Bioproses. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.2012

Berlangganan Artikel dari Kami via Email
Powered by Blogger.